Rabu, 16 November 2011

Tugas ISD 1 - Semester 1


Tema : Penduduk, Masyarakat, dan Kebudayaan

Kebudayaan Bangsa Indonesia Tentang Lingkungan Sekitarnya

            Penduduk, masyarakat dan kebudayaan adalah konsep-konsep yang pertautannya satu sama lain sangat berdekatan. Bermukimnya penduduk dalam suatu wilayah tertentu dalam waktu yang tertentu pula, memungkinkan untuk terbentuknya masyarakat di wilayah tersebut. Ini berarti masyarakat akan terbentuk bila ada penduduknya sehingga tidak mungkin akan ada masyarakat tanpa penduduk, masyarakat terbentuk karena penduduk.

            Pertumbuhan penduduk merupakan salah satu faktor yang penting dalam masalah sosial ekonomi umumnya dan masalah penduduk khususnya. Karena di samping berpengaruh terhadap jumlah dan komposisi penduduk juga akan berpengaruh terhadap kondisi sosial ekonomi suatu daerah atau negara dan bahkan dunia. Misalnya dengan bertambahnya penduduk berarti pula harus bertambah pula persediaan makanan, perumahan, kesempatan kerja, jumlah gedung sekolah dan sebagainya. (Harwantiyoko, 1997:10)

Pada umunya, penduduk atau masyarakat yang telah lama menempati suatu wilayah tertentu akan mempunyai suatu tata tertib atau kebudayaan yang biasanya mereka lakukan. Kebudayaan yang mereka lakukan itu biasanya merupakan peninggalan para nenek moyang mereka pada zaman dahulu. Seiring lahirnya generasi muda, kebudayaan itu mulai hilang dan bermunculan kebudayaan-kebudayaan baru. Kebudayaan-kebudayaan baru itu pun ada yang bersifat negatif dan bersifat positif.

Kebudayaan yang bersifat negatif salah satunya adalah membuang sampah disembarang tempat. Kebudayaan membuang sampah sembarangan itu sudah lama ada dan sampai sekarang masih tetap dilakukan. Pada zaman sekarang, tempat pembuangan sampah sudah banyak ditemukan di pinggir jalan. Seperti di halte bus, perkantoran, sekolah, taman kota, lahan permainan, dan bahkan ditiap-tiap rumah sudah menyediakan minimal 1 (satu) tempat sampah. Bahkan dalam radius beberapa meter pun tempat sampah itu dapat ditemukan. Namun kenyataan itu tidak berbuah manis seperti yang kita harapkan. Masih banyak orang-orang yang membuang sampah sembarangan. Baik itu di pinggir jalan maupun dibuang ke sungai-sungai.

Bantaran sungai-sungai di Indonesia saat ini, contohnya di kota Jakarta, sudah dipenuhi dengan tumpukan sampah yang berasal dari pembuangan sampah liar. Akibatnya, bencana banjir pun tidak dapat ditanggulangi lagi. Sampah-sampah tersebut menyumbat aliran air sungai untuk diteruskan ke laut. Karena sampah tersebut semakin banyak, aliran air pun tertutup dan menyebabkan permukaan air lebih tinggi dari daratan dan mulai masuk ke tempat tinggal warga sekitar.

Banjir merupakan salah satu dampak dari kebudayaan negatif membuang sampah tidak pada tempatnya. Contoh lainnya adalah merokok disembarang tempat (bukan pada ruangan khusus untuk perokok). Makin hari, kendaraan bermotor semakin banyak. Asap pembuangan kendaraan pun semakin menambah komposisi udara di sekitar kita. Asap rokok pun demikian. Tidak hanya merugikan si perokok, tetapi juga merugikan orang-orang yang ada di sekitarnya. Walaupun telah dibuat undang-undang tentang pelanggaran merokok di tempat umum, tetapi masih banyak masyarakat yang mengabaikan peraturan itu. Ketidaksadaran diri inilah yang harusnya bisa kita hilangkan untuk dapat membuat lingkungan kita lebih layak untuk dihuni. Kebudayaan negatif seperti itulah yang perlu kita tinggalkan. Dampaknya pun tidak hanya menimpa orang lain, tetapi juga menimpa diri kita sendiri.

Kebudayaan yang positif sudah jarang ditemukan di kota-kota besar. Namun hal itu dapat ditemukan di pelosok-pelosok kota atau di pedesaan. Kebudayaan penduduk desa biasanya masih belum terkontaminasi dengan kebudayaan di perkotaan. Kebudayaan tolong-menolong dan peka terhadap lingkungan pun masih dapat kita temukan. Kebudayaan inilah yang seharusnya patut kita pertahankan. Tidak heran kalau kita melihat suasana di pedesaan tentu lebih bersih dan nyaman untuk ditinggali. Semua itu bisa terwujud karena masih banyak penduduk yang peduli terhadap lingkungan. Tidak seperti lingkungan perkotaan yang penduduknya lebih banyak bersifat individualis dan menyebabkan lingkungan perkotaan saat ini sudah penuh dengan berbagai hasil limbah dan polusi.

Kebudayaan-kebudayan yang positif dan yang negatif pada saat ini seharusnya bisa jadi tolak ukur dalam kehidupan kita agar dapat menjadikan hidup kita ini lebih tertata rapi. Dengan bantuan masyarakat di sekitar kita pun tentu lebih mudah dilakukan. Kebudayaan tidak akan berjalan tanpa peran penting dari masyarakat itu sendiri. Dan masyarakat pun tidak akan bisa berkembang tanpa adanya kebudayaan-kebudayaan tersebut.

Dewasa ini dan seterusnya, hendaklah kita bisa lebih bersikap positif dalam berbagai aspek kehidupan. Tinggalkan kebudayaan-kebudayaan negatif yang selama ini membuat lingkungan hidup kita semakin memburuk. Buatlah suatu kebudayaan positif yang mempunyai dampak baik untuk kita semua. Setidaknya kita bisa mempertahankan kebudayaan-kebudayaan positif yang sudah ada dan terus mengembangkannya. Dengan usaha sekecil apapun, lingkungan kita tentu akan menjadi lebih baik dari sebelumnya. Mulailah dari diri kita sendiri dan lingkungan sekitar kita. Tanamkan terus kebudayaan-kebudayaan positif dalam diri kita untuk menjadikan lingkungan hidup kita semakin baik.

Created by : Nanda Maya Utari

0 comments:

Posting Komentar