Senin, 11 Maret 2013

Dia yang pernah ku kenal



Mungkin hal ini aneh ...
Namun bagiku dan dirinya, ini tentu sangat lumrah ...

          Namaku Putri. Aku lahir di Bandung, 30 Maret 1990. Aku tinggal bersama kedua orang tuaku yang sangat menyayangiku. Secara fisik, penampilanku sangat menarik. Itulah pendapat yang ku dengar dari orang-orang di sekitarku. Namun bagi mereka yang belum mengenalku, mereka akan terkejut saat mengetahui aku adalah seorang tuna netra.
          Aku sudah menyelesaikan pendidikan seniku di salah satu Universitas Negeri ternama di kotaku. Saat ini aku bekerja di salah satu sanggar besar yang tidak jauh dari rumahku. Disana aku mengajarkan anak-anak memainkan alat musik. Kecintaanku pada Indonesia, khususnya dalam dunia seni, membuatku bertahan sampai saat ini walaupun dengan kondisi yang tidak sama dengan kebanyakan orang. Di sanggar itu, semua orang menyayangiku dan memandangku sama dengan para pekerja yang lainnya. Mereka sangat menghargai apa yang aku lakukan dan tetap menegurku kalau aku berbuat suatu kesalahan.
          Hingga pada akhirnya aku bertemu dengan Gema ...
          Gema selalu datang menjemputku saat aku pulang kerja. Aku tidak pernah tahu dia datang dari mana karena dia tidak pernah menjawab pertanyaanku yang satu itu. Gema sangat baik. Dia pun mahir bermain alat musik, gitar. Dari perkiraanku, dia ini pasti mempunyai postur tubuh yang tinggi, tampan, pintar, dan mempunyai jiwa seni yang kuat. Walaupun begitu, dia tidak pernah berani mengantarkanku sampai persis di depan pintu rumahku. Aku takut dimarahi ayahmu karena telah mendekati anaknya yang cantik ini. itulah katanya sambil mengacak rambutku. Aku hanya bisa tersenyum. Dan satu lagi, kami tidak berpacaran. Kami hanya menjalani hubungan ini apa adanya. Aku pernah bertanya pada Gema, apakah dia tidak mempunyai pasangan atau sekedar berniat untuk mencari pasangan. Dia cuma berkata, Pasangan kita adalah cermin diri kita. Aku menginginkan pasangan yang baik untukku. Jadi aku akan memperbaiki diriku dulu agar aku mendapatkan pasangan yang baik untukku.
          Sudah 1 tahun lebih aku mengenal Gema. Aku merasa nyaman dengannya. Dia pun sudah berani untuk mengantarkanku sampai di rumah dan bertemu dengan kedua orang tuaku. Orang tuaku sangat senang dengan Gema. Namun aku belum pernah bertemu dengan orang tua Gema. Orang tua Gema adalah pebisnis dan jarang sekali berada di rumah. Walaupun begitu, Gema selalu bercerita kalau ia tidak pernah membenci orang tuanya. Dia tetap menyayangi orang tuanya walau orang tuanya jarang pulang. Suatu saat Gema berkata Putri, aku sudah memilihmu sejak awal. Aku memilihmu untuk menjadikanku orang yang lebih baik. Kamulah cerminku. Aku akan memperjuangkanmu. Dia selalu bisa meyakiniku. Dalam hal apapun. Aku hanya bisa berdoa, Ya Tuhan ... Mohon berikan yang terbaik untukku dan Gema.
          Gema tidak banyak bercerita tentang dirinya. Menurutnya, dia lebih senang kalau aku bercerita mengenai hidupku. Cukup menjadi pendengar yang baik, katanya. Suatu saat Gema mengajakku makan malam di sebuah restoran. Hari itu adalah hari ulang tahunku. Kamu sangat cantik, Put. Cantik sekali. Sama seperti cerminmu, yang sangat tampan hari ini. He he he he ... ujarnya. Pede sekali dia. Andai saja aku bisa melihatmu ... kataku sambil berlinang air mata. Duh, sejak kapan kamu jadi cengeng gini. Ayo senyum lagi dong. Malu tuh diliat banyak orang. Cantiknya luntur loh. bujuknya. Terima kasih Tuhan, kau telah mengirimkan malaikat penajaga untukku. Tolong selalu jaga dia Ya Tuhan, aku sangat menyayanginya. Aku dibimbingnya saat makan. Yang kurasa, dia tidak pernah canggung di depan orang saat sedang bersamaku. Oh iya, minggu depan aku akan ke rumahmu. Aku akan memberi kejutan untukmu. katanya disela-sela makan malam kita berdua. Aku tunggu ya ... jawabku sambil tersenyum.
          Hening ...
          Assalamualaikum ... Permisi. kataku. Tidak ada jawaban. Assalamualaikum ... kataku lagi. Ya sebentar ... Dengan siapa ya? sahut suara di dalam rumah itu. Ini putri, temannya Gema. jawabku. Oh iya, masuk dulu nak. Ibu sedang beres-beres. sahut suara itu lagi. Aku pun memasuki rumah Gema. Tidak lama, ibu itu pun keluar. Ibu itu memandangi wajahku. Bukan. Dia melihat mataku. Apa kamu Putri yang sering diceritakan oleh Gema? tanya ibu itu. Ini dengan mamanya Gema? Gemanya ada? tanyaku kembali. Kamulah orangnya. Kamulah yang membuat Gema berubah. Kamulah orang yang bisa membuat Gema menyayangi orang tuanya. Kamulah yang membuat Gema bertahan. Ibu melihat Gema di matamu. kata ibu itu dengan air mata yang mengalir deras. Maksud ibu? Gemanya dimana ya bu? Saya mau minta maaf karena saya tidak bisa memberi kabar selama saya di rumah sakit. kataku. Di ruangan itu aku melihat beberapa foto. Ada foto ibu dengan laki-laki yang cukup berumur. Ada pula foto seorang laki-laki muda. Sangat tampan. Aku sangat yakin kalau itu adalah Gema. Ini Gema kan bu? tanyaku pada ibu itu. Iya nak, ini Gema. Oh iya, jadi ibu antarkan bertemu dengan Gema? Saat ini dia sedang bersama ayahnya. ajaknya. Boleh bu. jawabku dengan semangat. Aku pun pergi dengan angkutan umum.. Aku pun turun dari angkutan umum. Melewati banyak rumah. Dan saat aku memasuki sebuah lahan merah, aku melihat ada sebuah papan bertuliskan Gema Raditya Prakoso. Gemaaaaaa ... teriakku dan langsung berlari ke arah gundukan tanah tersebut. Apa maksud ini semua bu? Kenapa ada nama Gema di papan ini? tanyaku pada ibu itu sambil terisak. Gema sakit. Radang selaput otak. Ibu juga baru mengetahuinya 3 hari sebelum Gema pergi. Gema hanya bisa menitipkan matanya untukmu. Hanya itu yang bisa dia berikan untuk orang yang sangat ia cintai. Disebelahnya, ada papanya Gema. Papanya sudah pergi lebih dulu. jelas ibunya Gema. Aku tidak kuat lagi. Orang yang pertama kali ingin kutemui adalah kamu Gema. Tapi kamu kenapa pergi? Kalau mata ini bisa buat kamu kembali, akan aku lakukan. Lebih baik aku tidak bisa melihatmu namun kamu selalu ada disampingku, daripada dengan begini kamu pergi meninggalkan aku. Kamu tidak pernah bercerita apapun padaku. Entah siapa yang harus aku salahkan. Tuhan ... Aku pernah meminta pada-Mu untuk menjaga Gema. Permintaanku ini tetap berlaku walaupun Gema tidak bersamaku sekarang. Tolong jaga dia sampai aku bisa menjemputnya Ya Tuhan ... Aku titip dia disisi-Mu. Sampaikan pada Gema, Ya Tuhan ... Aku mencintainya.

0 comments:

Posting Komentar